Seorang Kakek Hidup Sebatang Kara Dengan Penghasilan Rp 2 Ribu Per Hari
n
Masa tua biasa digunakan lebih banyak untuk bersantai dan menikmati aktivitas yang tidak terlalu berat. Kebanyakan orang yang sudah memasuki usia tua, akan lebih banyak beristirahat di dalam rumah.
Mereka akan senang bila bisa berkumpul bersama anak cucunya yang datang untuk menghampiri atau hanya sekadar menanyakan kabarnya. Namun ternyata masa-masa tua yang harusnya digunakan untuk lebih banyak istirahat tak dirasakan oleh kakek ini.
Aman, kakek berusia 85 tahun ini hidup di semak-semak selama tiga tahun di dekat jalan tol Cipularang di Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), atau sekitar 1 kilometer dari kantor Pemda KBB.
Aman hidup sebatang kara. Setiap hari selalu mengais sampah di sekitar Padalarang. Tubuhnya kumal dan selalu membawa karung. Aman mengaku terkadang mendapatkan uang Rp 2 ribu ketika mengangkut sampah.
"Kadang abah ada yang memberi makan ketika ada orang yang melintas," katanya, Senin (22/4/2019). Sehari-hari tinggal di semak-semak, Aman selalu membakar sampah-sampah yang telah dikumpulkan untuk sekadar menghangatkan badan pada malam hari.
Tetapi, ketika hujan, Aman pun langsung berteduh di pos ojek yang lokasinya dekat dengan semak tersebut. Rahmat (40) warga sekitar mengaku kerap melihat Aman saat menyisir Jalan Raya Cisarua-Padalarang.
Dia juga menyebut kemarin sempat ada yang datang untuk membantu Aman dengan membuatkan balai atau sekedar tempat berteduh dari panas dan dinginnya malam. Terpisah, Bupati KBB, Aa Umbara Sutisna mengaku ia telah mendengar kabar abah Aman.
Dia pun mengaku telah memikirkan untuk membuatkan sebuah tempat tinggal untuknya. "Ya kami sudah tahu kabar itu. Kami masih bingung untuk berikan bantuannya.
Kami ingin bangunkan rumah tapi abah Aman gak punya tanah. Tapi, nanti kalau memang ada tanah desa kami akan buatkan untuk Abah Aman," ujar Aa di kantor Pemda KBB.
Aman, kakek berusia 85 tahun ini hidup di semak-semak selama tiga tahun di dekat jalan tol Cipularang di Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), atau sekitar 1 kilometer dari kantor Pemda KBB.
Aman hidup sebatang kara. Setiap hari selalu mengais sampah di sekitar Padalarang. Tubuhnya kumal dan selalu membawa karung. Aman mengaku terkadang mendapatkan uang Rp 2 ribu ketika mengangkut sampah.
"Kadang abah ada yang memberi makan ketika ada orang yang melintas," katanya, Senin (22/4/2019). Sehari-hari tinggal di semak-semak, Aman selalu membakar sampah-sampah yang telah dikumpulkan untuk sekadar menghangatkan badan pada malam hari.
Tetapi, ketika hujan, Aman pun langsung berteduh di pos ojek yang lokasinya dekat dengan semak tersebut. Rahmat (40) warga sekitar mengaku kerap melihat Aman saat menyisir Jalan Raya Cisarua-Padalarang.
Dia juga menyebut kemarin sempat ada yang datang untuk membantu Aman dengan membuatkan balai atau sekedar tempat berteduh dari panas dan dinginnya malam. Terpisah, Bupati KBB, Aa Umbara Sutisna mengaku ia telah mendengar kabar abah Aman.
Dia pun mengaku telah memikirkan untuk membuatkan sebuah tempat tinggal untuknya. "Ya kami sudah tahu kabar itu. Kami masih bingung untuk berikan bantuannya.
Kami ingin bangunkan rumah tapi abah Aman gak punya tanah. Tapi, nanti kalau memang ada tanah desa kami akan buatkan untuk Abah Aman," ujar Aa di kantor Pemda KBB.
0 Response to "Seorang Kakek Hidup Sebatang Kara Dengan Penghasilan Rp 2 Ribu Per Hari"
Posting Komentar